Translate

Selasa, 19 November 2013

NABI NUH DAN BANJIR DI AL-QURAN

Banjir Nuh disebutkan dalam banyak ayat di dalam Al Quran.Peristiwa ini mengundang kontroversi, memikat para arkeolog, ilmuwan, sejarawan, ahli budaya, para exspeditor dan berbagai pemeluk agama yang meyakini akan terjadinya peristiwa banjir besar ini, tercatat dalam tiga kitab suci agama di dunia : Islam, Kristen, dan yahudi. Banyak  penelitian dan exspedisi telah dilakukan, hingga di bulan Mei tahun 2010 sebuah klaim hasil  team exspedisi Turki dan Cina muncul bahwa “BAHTERA NABI NUH TELAH DITEMUKAN” dibawah lapisan es dipuncak gunung Ararat. Tidak sampai disitu kedua team inipun mengabadikan penemuan mereka dengan poto dan video yang disebar di dunia maya.
Berbagai tanggapanpun muncul dari mulai yang terkagum hingga yang menuding penemuan itu hanya sebagai kebohongan dan penipuan. Percaya atau tidak semua berpulang pada diri kita untuk menyikapinya.
Di bawah ini bisa dilihat ayat-ayat yang disusun berdasarkan urut-urutan peristiwa banjir tersebut:

Ajakan Nabi Nuh atas Kaumnya kepada Agama Kebenaran :

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: ‘Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat)’.” (QS. Al A’raaf, 7: 59) !

“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 107-110) !

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata “Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (QS. Al Mu’minuun, 23: 23) !

Peringatan nabi Nuh kepada kaumnya akan datangnya azab yang akan menimpa mereka :

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang ke-padanya azab yang pedih.” (QS. Nuh, 71: 1) !

“Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal.” (QS. Huud, 11: 39) !

Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku kha-watir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedih-kan. (QS. Huud, 11: 26) !

Pembangkangan Kaum Nabi Nuh


“Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: ‘Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata’.” (QS. Al A’raaf, 7: 60) !

“Mereka berkata: ‘Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah de-ngan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar’.” (QS. Huud, 11: 32) !

“Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin ka-umnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkata Nuh: ‘Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) menge-jekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)’.” (QS. Huud, 11: 38) !

“Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya men-jawab: ‘Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu’.” (QS. Al Mu’minuun, 23: 24-25) !”

“Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh, maka mere-ka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: ‘Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman’.” (QS. Al Qamar, 54: 9) !

Penghinaan terhadap Para Pengikut Nabi Nuh :


“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: ‘Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memi-liki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bah-wa kamu adalah orang-orang yang dusta’.” (QS. Huud, 11: 27) !

“Mereka berkata: “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?” Nuh menja-wab: “Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan?” Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kamu menyadari. Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 111-115) !

Peringatan Allah agar Nabi Nuh Tidak Bersedih :


“Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Huud, 11: 36) !

Doa Nabi Nuh


“Maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 118) !

“Maka dia mengadu kepada Tuhannya: ‘Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)’.” (QS. Al Qamar, 54: 10) !

“Nuh berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaum-ku malam dan siang. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)’.” (QS. Nuh, 71: 5-6) !

“Nuh berdoa: ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendusta-kan aku’.” (QS. Al Mu'minuun, 23: 26) !

“Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: Maka sesungguhnya seba-ik-baik yang memperkenankan (adalah Kami).” (QS. Ash-Shaaffaat: 75) !

 

Pembuatan Bahtera


“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang zalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” (QS. Huud, 11: 37) !

Penghancuran Umat Nabi Nuh dengan Cara Ditenggelamkan:


Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami teng-gelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesung-guhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (QS. Al A’raaf, 7: 64) !

“Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 120) !

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Ankabuut, 29: 14) !

Dibinasakannya Putra Nabi Nuh

Sehubungan dengan dialog antara Nabi Nuh dan putranya, pada permulaan banjir, Al Quran mengungkapkan:

“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung, dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara ke-duanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Huud, 11: 42-43) ! 

Diselamatkannya Orang-Orang yang Beriman dari Banjir:

“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 119) !

“Maka kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.” (QS. Al Ankabuut, 29: 15) !

Bentuk Fisik dari Banjir yang Terjadi:

“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh te-lah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku.” (QS. Al Qamar, 54: 11-13) !

“Hingga apabila perintah Kami datang dan 'dapur' (permukaan bu-mi yang memancarkan air hingga menyebabkan timbulnya taufan) telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu, kecuali orang yang telah terdahulu kete-tapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.”
Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang lak-sana gunung, dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Huud, 11: 40-42) !

“Lalu Kami wahyukan kepadanya: “Buatlah bahtera di bawah peni-likan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan 'tannur' telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” (QS. Al Mu’minuun, 23: 27) !

Terdamparnya Perahu di Tempat yang Tinggi

“Dan difirmankan: “Hai bumi tahanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: ‘Binasa-lah orang-orang yang zalim’.” (QS. Huud, 11: 44) !

Pelajaran dari Peristiwa Banjir

“Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung), Kami bawa (nenek moyang) kamu ke dalam bahtera, agar Kami jadi-kan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.” (QS. Al Haaqqah, 69:11-12) !

Pujian Allah terhadap Nabi Nuh

“Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”. Sesungguh-nya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ash-Shaaffaat, 37: 79-81) ! (Sumber:www.id.harunyahya.com)

 



Senin, 18 November 2013

NOAH'S ARK FOUND in 2010 on Mount Ararat? (Bahtera Nabi Nuh ditemukan pada 2010 di gunung Ararat ?) Percaya atau tidak kembali pada anda.

LEBAH MADU BINATANG KECIL YANG MENAKJUBKAN

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69) !
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu lebah madu.
Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru  yaitu madu dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata “wahyu” yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebutkan dalam ayat tadi.
Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia, sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.


Organisasi yang Luar Biasa dalam Sarang Lebah

Kehidupan lebah di sarang dan produksi madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan sosial” lebah. Lebah harus melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan organisasi yang luar biasa.
Pengaturan kelembapan dan ventilasi : 
Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang.Sistem ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.
Sistem kesehatan: 
Upaya lebah untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengen-dalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteri. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah bereaksi untuk mengusirnya dari sarang.
Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan mekanisme pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka memproduksi suatu zat yang disebut “propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman. Resin lebah ini diproduksi dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Resin lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, resin tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun hidup di dalamnya. Ini membuat propolis ideal untuk pembalsaman. Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebut ideal? Bagaimana lebah memproduksi suatu zat, yang hanya bisa diproduksi manusia dalam laboratorium dan menggunakan teknologi, dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembal-saman akan mencegah hal ini?
Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya. (sumber : www.id.harunyahya.com)

PERJALANAN KUPU-KUPU RAJA YANG MENAKJUBKAN

Kisah perjalanan migrasi kupu-kupu raja, yang hidup di Kanada bagian tenggara, lebih rumit daripada migrasi burung. Kupu-kupu raja umumnya hidup hanya 5-6 minggu setelah berkembang dari ulat. Dalam setahun terdapat empat generasi kupu-kupu raja. Tiga dari empat generasi kupu-kupu raja hidup di musim semi dan musim panas.
Situasi berubah dengan datangnya musim gugur. Migrasi dimulai pada musim gugur, dan generasi yang bermigrasi akan hidup jauh lebih lama dari generasi lain yang hidup di tahun yang sama. Kupu-kupu raja yang bermigrasi adalah generasi yang keempat.
Hal yang cukup menarik adalah, migrasi dimulai pada malam ekuinoks musim gugur (hari ketika waktu siang dan malam sama panjang). Kupu-kupu yang bermigrasi ke selatan, hidup enam bulan lebih lama dibandingkan ketiga generasi sebelumnya. Mereka membutuhkan waktu hidup yang lebih lama agar dapat bermigrasi dan kembali lagi.
Kupu-kupu yang terbang ke selatan tidak berpencar setelah melalui garis balik utara (garis lintang utara 23,30) dan meninggalkan udara dingin. Setelah bermigrasi melintasi setengah benua Amerika, jutaan kupu-kupu itu mendiami bagian tengah Meksiko. Di daerah ini jajaran gunung berapi dipenuhi bermacam-macam jenis tumbuhan. Bertempat di ketinggian 3.000 m, tempat ini cukup hangat bagi kupu-kupu. Selama empat bulan, dari Desember hingga Maret, kupu-kupu tidak memakan apa pun. Mereka hanya minum air selama cadangan lemak tubuh mereka masih mencukupi sebagai sumber makanan.

Bunga yang bermekaran di musim semi cukup penting bagi kupu-kupu raja. Setelah empat bulan berpuasa, untuk pertama kalinya di musim semi kupu-kupu mengadakan pesta nektar. Setelah itu, mereka memiliki cadangan energi yang cukup untuk kembali ke Amerika Utara. Selain waktu hidupnya yang dua bulan diperpanjang menjadi delapan bulan, generasi ini tidak berbeda dengan tiga generasi sebelumnya. Mereka kawin di akhir Maret sebelum memulai perjalanannya. Pada saat ekuinoks, kelompok kupu-kupu akan terbang kembali ke Utara. Begitu mereka menyelesaikan perjalanannya dan tiba di Kanada, mereka mati. Namun, sebelum mati, mereka bertelur untuk menghasilkan generasi baru, yang penting bagi kelangsungan spesiesnya.
Generasi yang baru lahir adalah generasi pertama pada tahun tersebut dan hidup selama 1,5 bulan. Generasi ini akan diikuti oleh generasi kedua dan ketiga. Ketika datang generasi keempat, migrasi kembali berulang. Generasi ini akan hidup enam bulan lebih lama daripada generasi sebelumnya, dan rantai ini akan terus berlanjut dengan cara yang sama.

Sistem yang sangat menarik ini menimbulkan banyak pertanyaan: bagaimanakah generasi keempat dari empat generasi kupu-kupu dapat hidup enam bulan lebih lama? Bagaimanakah waktu hidup generasi ini selalu bertepatan dengan musim dingin dan berlangsung selama ini selama beribu-ribu tahun? Bagaimanakah kupu-kupu selalu memulai migrasi pada saat ekuinoks, dan bagaimanakah mereka bisa begitu sensitif terhadap panjang waktu siang dan malam? Apakah mereka menggunakan kalender untuk menentukan saat migrasi?(sumber :www.id.harunyahya.com/Migrasi kupu-kupu Raja)

Minggu, 17 November 2013

FOSIL- FOSIL HIDUP

          Teori evolusionis menyatakan bahwa species mahluk hidup terus berevolusi menjadi species lain. Tetapi ketika kita membandingkan mahluk hidup, dengan fosil fosil mereka, kita lihat bahwa mereka tidak berubah setelah jutaan tahun. Fakta ini adalah bukti yang meruntuhkan teori evolusionis.
          Fosil Capung berusia jutaan tahun, tetap sama dengan capung yang hidup jaman sekarang. Tidak ada yang berubah seperti yang disebutkan sebagai evolusi. Capung tetap sebagai capung yang kita kenal sekarang dan sampai kapanpun. Karena Capung adalah hasil ciptaan dari Sang Pencipta Yang Maha Hebat. Dialah Allah.
          Lebah Madu yang kita kenal sekarang, sama dengan fosil mereka yang berusia jutaan tahun lamanya. Seperti yang anda lihat pada gambar.
         
Fosil Buaya dari Shang Dong Cina berusia 65 juta tahun tetap sama dengan buaya yang kita lihat sekarang.
          Bintang laut yang biasa kita lihat sama dengan fosil mereka yang berusia 490-443 juta tahun silam yang ditemukan di Hefalla, Morocco. (sumber : id.harunyahya.com/keruntuhan teori evolusi dzikra 2004)

Jumat, 15 November 2013

OTA BENGA (Orang Afrika dalam Kerangkeng)

          Setelah Darwin menyatakan bahwa manusia berevolusi dari mahluk hidup yang mirip kera dalam bukunya The Descent of Man, ia kemudian mulai menacari fosil-fosil untuk mendukung argumentasinya. Bagaimanapun, sejumlah evolusionis percaya bahwa mahluk”separo manusia separo kera”tidak hanya ditemukan dalam bentuk fosil, tetapi juga dalam keadaan hidup di berbagai belahan dunia. Di awal abad ke-20 pencarian”mata rantai transisi yang masih hidup” ini menghasilkan kejadian-kejadian yang memilukan, dan yang paling biadab diantaranya adalah menimpa seorang Pigmi(suku di Afrika Tengah dengan tinggi badan rata-rata kurang dari 127 sentimeter) bernama Ota Benga.

           Ota Benga ditangkap pada tahun 1904 oleh seorang peneliti evolusionis di Kongo. Dalam bahasanya Ota Benga berarti teman. Ia memiliki seorang istri dan dua orang anak. Dengan dirantai dan dikurung seperti binatang ia dibawa ke Amerika Serikat. Disana, para ilmuwan evolusionis memamerkannya untuk umum pada Pekan Raya Dunia di St.Louis bersama spesies kera dan memperkenalkannya sebagai”mata rantai transisi terdekat dengan manusia”. Dua tahun kemudian mereka membawanya ke Kebun Binatang Bronx di New York. Ia dipamerkan dalam kelompok”nenek moyang manusia” bersama beberapa simpanse, gorila bernama Dinah, dan orang utan bernama Dohung. Dr. William T. Hornaday seorang evolusionis direktur dari kebun binatang tersebut memberikan sambutan panjang lebar tentang betapa bangganya ia memiliki”bentuk transisi” yang luar biasa ini di kebun binatangnya dan memperlakukan Ota Benga dalam kandang seolah ia seekor binatang. Tidak tahan dengan perlakuan yang diterimanya, Ota Benga akhirnya bunuh diri. (sumber Philip Vemer Bradford, Harvey Blume, Ota Benga : The Pygmy in The Zoo, New York: Delta Books, 1992/ Keruntuhan Teori Evolusi, Harun Yahya hal 54-55:dzkra 2004)

ADA APA DENGAN TEORI EVOLUSI

Sebagian orang yang pernah mendengar teori evolusi atau Darwinisme mungkin beranggapan bahwa konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi dan tidak berpengaruh sedikitpun pada kehidupan sehari-hari. Anggapan ini keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekedar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia.
          Filsafat tersebut adalah materialisme, yang mengandung sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul di muka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu apapun selain materi dan materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Berawal dari pemikiran ini materialisme mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT. Dengan mereduksi segala sesuatu ke tigkat materi, teori ini mengubah manusia enjadi mahluk yang hanya berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai moral. Ini adalah awal sebuah bencana besar yang akan menimpa hidup manusia.
          Kerusakan ajaran materialism tidak hanya terbatas pada tingkat individu. Ajaran ini juga mengarah untuk meruntuhkan nilai-nilai dasar suatu Negara dan masyarakat. Dan menciptakan sebuah masyarakat tanpa jiwa dan rasa sensitif, yang hanya memperhatikan aspek materi. Anggota masyarakat yang demikian tidak akan memiliki idealism seperti patriotisme, cinta bangsa, keadilan, loyalitas, kejujuran, pengorbanan, kehormatan atau moral yang baik. Sehingga tatanan yang dibangunnya akan hancur dalam waktu singkat. Karena itulah materialisme menjadi salah satu ancaman paling berat terhadap nilai-nilai yang mendasari tatanan politik dan sosial suatu bangsa.
          Satu lagi kejahatan materialisme adalah dukungannya terhadap ideologi-ideologi anarkis dan bersifat memecah belah yang mengancam kelangsungan hidup negara dan bangsa. Komunisme ajaran terdepan diantara ideologi-ideologi ini, merupakan konsekuensi politis alami dari sifat materialisme. Karena komunisme berusaha menghancurkan tatanan sakral seperti keluarga dan negara, ia menjadi ideologi fundamental dari segala bentuk gerakan sparatis yang menolak struktur suatu negara.
          Teori evolusi menjadi semacam landasan ilmiah bagi materialisme, dasar pijakan ideologi komunisme. Dengan merujuk teori evolusi, komunisme berusaha membenarkan diri dan menampilkan ideologinya sebagai suatu yang logis dan benar. Karena itulah Karl Marx, pencetus komunisme menulisakan The Origin of Species, buku Darwin yang mendasari teori evolusi dengan”Inilah buku yang berisi landasan sejarah alam bagi pandangan kami”.
          Namun faktanya, temuan-temuan baru ilmu pengetahuan modern telah membuat teori evolusi, dogma abad ke-19 yang menjadi dasar pijakan segala bentuk ajaran materialis menjadi tidak berlaku lagi, sehingga ajaran ini”utamanya pandangan Karl Marx” benar-benar telah ambruk. Ilmu pengetahuan telah menolak dan akan tetap menolak hipotesis materialis yang tidak mengakui eksistensi apapun kecuali materi. Dan ilmu pengetahuan menunjukan bahwa segala sesuatu yang ada adalah hasil ciptaan sesuatu yang lebih tinggi. (sumber Keruntuhan teori evolusi/Harun Yahya).


Selasa, 12 November 2013

SEKILAS KERATON RATU BOKO

Ratu Boko merupakan sebuah situs arkeologi berupa keraton Kerajaan Mataram kuno dari abad ke-8, cikal bakal pendiri Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Situs ini terletak 2 Km arah selatan Candi Prambanan, 18 Km arah timur kota Yogyakarta dan terletak diatas bukit yang merupakan kelanjutan pegunungan seribu seluas kurang lebih 250.000m2 dengan ketinggian kurang lebih 195.97m.
Sumber Prasasti yang dikeluarkan oleh Rakai Panangkaran tahun 746-784 M, kawasan Situs Ratu Boko disebut Abhayagiri Wihara. Abhaya berarti tidak ada bahaya, giri berarti bukit, Wihara berarti Asrama. Dengan demikian Abhayagiri Wihara berarti Asrama para Biksu yang terletak di atas bukit penuh kedamaian.
Tahun 1790 Van Boeckholtz menemukan adanya reruntuhan kepurbakalaan diatas bukit Ratu Boko. Seratus tahun kemudian FDK Bosch mengadakan penelitian yang diberi judul “Keraton Van Ratoe Boko”. Maka situs kepurbakalaan ini dikenal dengan nama KERATON RATU BOKO.
Nama Keraton berasal dari kata Ka-DA-Tu-An yang artinya tempat istana raja, Ratu berarti raja, Boko berarti Bangau. Pengertian ini kemudian menimbulkan pertanyaan, siapa yang disebut Raja/ratu Bangau itu, apakah nama seorang penguasa atau nama burung yang sering hinggap di kawasan perbukitan Ratu Boko…

PRASASTI CURUG DAGO

Prasasti Curug Dago berada dalam kawasan hutan lindung dan daerah perbukitan, di Kampung Curug Dago, Desa Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, dengan keletakan geografis pada garis koordinat 107º 37'044" BT dan 06º 51'562"  LS dan daerahnya merupakan dataran tinggi ± 1310 m di atas permukaan air laut.  Dua prasasti terletak ± 10 km di sebelah timurlaut dari pusat kota Bandung, di tebing Sungai Cikapundung tidak jauh dari air terjun Curug Dago dalam kondisi insitu dan utuh. Lokasi prasasti dapat ditempuh melalui Jalan Ir. Juanda/Dago turun di Dago Tea House (Teehuis)/Balai Pengelolaan Taman Budaya  dan dari lokasi itu dilanjutkan dengan berjalan  kaki menuruni tangga beton sampai ke lokasi prasasti. Berita pertama tentang prasasti dengan aksara dan bahasa Thai Curug Dago terdapat dalam Surat Kabar Harian Bandung Pos tanggal 1 Pebruari 1990, dan kemudian di Surat Kabar Harian Kompas, ditulis oleh wartawan  Omas Witarsa.  Selanjutnya tanggal 15 Juli 1990, Omas Witarsa mengirim surat kepada Yang Mulia Ratu Thailand Bhumiphol, yang menerangkan bahwa dengan bantuan dari Kolonel Bancha yang sedang mengikuti sekolah di Lembang membaca kedua prasasti itu, isi tulisan apabila ditranliterasikan dalam huruf latin adalah CO PO RO serta PO RO RO, yang dimaksud adalah raja-raja Thailand yaitu PYM Raja Chulalonkorn dan PYM Raja Paraminthara.  Selanjutnya Negara Thailand meminta agar Negara Indonesia memberikan pengamanan dan pelestarian terhadap peninggalan purbakala. Ditindaklanjuti oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Purbakala, di Serang sebagai UPT Direktur Linbinjarah melaksanakan kegiatan penelitian dan pelestarian terhadap prasasti Curug Dago tanggal 9 – 15 Juli 1991. Penelitian mengungkapkan bahwa ada 2 buah bongkah batu andesit (andezitic boulders).  Prasasti I berukuran 122 x 46 x 56 cm (tebal di atas permukaan tanah), bulat memanjang, tidak ada pengerjaan permukaan batu (natural), guratan tulisan berelief dangkal. Prasasti dalam posisi membujur hampir simetris dengan aliran Sungai Cikapundung, terletak relatif lebih tinggi dari pada keletakan prasasti II. Tulisan terpusat hanya pada satu bidang permukaan batu, tersusun dalam 2 baris, baris atas pahatan inisial sedangkan pada baris bawah adalah nama raja. Jarak prasasti I dan II,  11,70 meter dan keduanya tepat di bibir air sungai  Cikapundung dengan ketinggian ± 2 meter dari muka air sungai.  Prasasti II permukaannya rata terdiri dari bidang-bidang mendatar dan tegak, bulat memanjang, berukuran 202 x 96 x 67 cm, penulisan tidak terpusat,  terdiri dari masing-masing: 1. Bidang tegak pada sisi barat dan selatan, yang sebelah barat inisial satu baris, sedangkan yang selatan dua baris bersusun berisi inisial (baris atas dan inskrpsi nama pada baris bawah). 2. Sementara itu pada bidang lain di sisi barat terdapat  pahatan bintang bersudut 5 dengan lingkaran pada bagian tengah dan gambar segitiga sama kaki. Pada setiap sudut  bintang terdapat  tulisan dekat dengan garis lingkaran. Di luar segi tiga maupun di dalamnya juga terdapat aksara Thai. Secara keseluruhan batu prasasti II meskipun berbentuk bulat (profil longitudinal) memanjang, tetapi berpunggung tinggi (high back), sehingga bidang-bidang tegak (profil literal maupun traversal) cukup luas untuk dapat dipahatkan tulisan, inisial atau bentuk grafis lainnya. Ini berbeda dengan bentuk prasasti I, yang cenderung lebih pipih sehingga bagian permukaan atas yang luas, yang memungkinkan untuk ditulisi. Pahatan bintang beserta isinya (tiga sudut bintang sengaja tidak digambar)   Selain itu masih terdapat bungkahan (boulder) jenis batuan  yang sama yang terletak di antara prasasti I dan II, namun karena keadaan topografi medan observasi yang berkontur tajam, tak memungkinkan dapat dibuatnya dokumen foto horizontal yang cukup luas yang memungkinkan dapat merekam kedua prasasti dalam konteks yang lebih luas.  Mengenai morfologi  tulisan pada kedua prasasti tersebut  adalah alpabet Thai, yang berkembang berkat jasa seorang raja Sukhotai: Raam Kham Heng  seperti termuat dalam prasasti berangka tahun 1284 M, yang kemudian diikuti oleh beberapa raja untuk menyederhanakannya. Menurut  S.A. Reitsma dan W.H. Hoogland (1922, Gids Van Bandoeng En Omstrcken) kedua temuan prasasti tersebut erat kaitannya dengan kunjungan keluarga Kerajaan Siam (Tailand) ke Bandung, yakni Raja Chulalongkorn serta Pangeran Prajatthipok Paramintara, yang masing-masing merupakan raja ke V dan VII dari Dinasti Chakri.    Agama Buddha sekte Theravada merupakan agama terbesar di Thailand yang memliki kedudukan utama sebagai dasar kepercayaan dalam kehidupan rakyat Thailand. Agama ini muncul sebagai tradisi agama/kepercayaan sejak  awal abad Masehi. Dhyani Buddha dari Borobudur merupakan hadiah Raja Rama V (melalui perbuatan baik atau tham-bun) kepada rakyatnya, dalam rangka upacara kenegaraan memperingati hari raya Buddha yang dihadiri oleh beratus pendeta dan rakyat. Dengan demikian, maka tujuan penulisan kedua prasasti di Curug Dago yang memuat nama kedua nama raja dan pangeran itu menjadi jelas yaitu merupakan penghormatan terhadap ke dua tokoh tersebut, lengkap dengan penulisan inisial, angka tahun serta catatan usia kedua tokoh. Memang ada tradisi yang menyatakan bahwa pada umumnya apabila seseorang raja Thai menemukan tempat panorama yang indah, maka biasanya di tempat tersebut sang raja melakukan semadhi dan kadangkala menuliskan nama atau hal lainnya yang dianggap penting. Sekaligus merupakan kenangan dan pengakuan atas kekeramatan/kesucian tempat tersebut, seperti diungkapkan oleh seorang Bhiksu Pravithamtor dari Vihara Menteng Jakarta Pusat. Mengenai tempat prasasti, dapat dianggap sebagai sesuatu yang telah menjadi kebiasaan, yakni  pada tempat-tempat yang dianggap keramat atau disucikan, yang dapat berbentuk dataran di tepi sungai atau diapit dua sungai, di atas bukit, di lereng atau di puncak gunung atau bahkan pada tempat datar yang ditinggikan. Kedua prasasti Curug Dago terletak di tebing sungai Cikapundung. Dilihat dari segi penempatannya atau lokasi keletakkannya, apabila kedua prasasti tersebut memang dibuat dalam rangka kunjungan Raja Tai dan rombongan pada tahun 1896, tentu pada waktu itu jalan menuju ke Curug Dago amatlah sulit dan nyaris mustahil untuk dilakukan oleh elite kerajaan apalagi dari luar negeri (mancanegara).   Objek budaya Prasasti Curug Dago berada di bawah Air Terjun (Curug) Dago yang telah dikembangkan sebagai salah satu objek wsiata pada kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda yang dikelola oleh Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H.Juanda, Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat. Lokasi Prasasti Curug dago menempati salah satu area sebelah selatan dari Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda, dan telah memiliki lahan parkir kendaraan roda dua dan shelter  para pengunjung sebelum dan sesudah mengunjungi objek Prasasti Curug Dago dan Air Terjun (Curug) Dago. Untuk pengunjung berkendaraan roda 4 dapat diparkirkan di Komplek Taman Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat yang berjarak ± 1,2 km dari lokasi objek. Alamat: Air terjun Dago, Kampung Curug Dago, Desa Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap Koordinat : 6°51'56.17"S, 107°37'4.93"E Telepon: Email: Internet: Arah: ± 10 km di sebelah timurlaut dari pusat kota Bandung, di tebing Sungai Cikapundung tidak jauh dari air terjun Curug Dago Fasilitas: lahan parkir kendaraan roda dua dan shelter  para pengunjung.

RANCANGAN PADA NYAMUK

Kita seelalu beranggapan bahwa nyamuk adalah hewan terbang. Sebetulnya nyamuk menghabiskan tahap perkembangannya di dalam air, dan keluar dari dalam air melalui sebuah “rancangan” luar biasa, lengkap dengan seluruh organ yang diperlukan.
          Nyamuk terbang dengan system-system pengindraan khusus yang mendeteksi tempat keberadaan mangsanya. Dengan sistem-sistem ini nyamuk menyerupai pesawat tempur yang dipersenjaantai alat pelacak panas, gas, kelembaban dan bau. Ia bahkan mampu”melihat sesuai dengan suhu” yang membantunya menemukan mangsa dalam kegelapan.
          Teknik “pengisapan darah” pada nyamuk menggunakan sistem yang sangat kompleks. Dengan sistem enam pisaunya, nyamuk memotong kulit seperti gergaji. Saat pemotongan kulit berlangsung dikeluarkannya cairan pada luka yang membuat jaringan mati rasa, sehingga orang yang digigit tidak menyadari bahwa darahnya sedang dihisap. Cairan ini juga mencegah pembekuan darah dan menjamin kelangsungan proses pengisapan.
          Satu saja dari proses ini hilang nyamuk tidak akan dapat mencari makan dan berkembang biak. Dengan design luar biasa mahluk kecil ini menjadi bukti keberadaan Sang Pencipta. Didalam Al-Quran tegas ditonjolkan sebagai contoh yang menunjukan keberadaan Allah SWT bagi orang-orang yang berpikir.

“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan “apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dan dengan perumpamaan itu banyak orang yang diberikan-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.”(QS. Albqarah,2:26).


(Sumber :  Harun Yahya/dan berbagai sumber.)

LEBAH MADU DAN KEAJAIBAN ARSITEKTURAL SARANG MADU

 Lebah menghasilkan lebih banyak madu daripada yang dibutuhkannya dan menyimpannya di sarang. Semua orang sangat mengenal dengan struktur heksagonal sarang lebah. Pernahkah kita bertanya, mengapa harus heksagonal ? mengapa tidak pentagonal atau oktagonal ?.

Para ahli matematika yang mencari jawaban atas pertayaan tersebut akhirnya mencapai sebuah kesimpulan menarik”Heksagon adalah bentuk geometri paling tepat untuk penggunaan maksimum sebuah ruang”.
Sel berbentuk heksagonal membutuhkan jumlah lilin minimum, tetapi mampu menyimpan madu dalam jumlah maksimum. Jadi lebah menggunakan struktur sarang yang paling tepat. Metode yang digunakan untuk membangunpun sangat menakjubkan: lebah-lebah memulainya dari dua atau tiga tempat yang berbeda dan menjalin sarangnya secara serentak dengan dua atau tiga deretan. Meskipun memulai dari tempat yang berbeda-beda, lebah yang jumlahnya banyak ini membuat heksagon-heksagon yang identik kemudian menjalinnya menjadi satu dan bertemu di tengah- tengah. Titik-titik sambungannya dipasang dengan begitu terampil sehingga tidak ada tanda-tanda telah digabungkan.
Melihat kinerja luar biasa ini, kita harus benar-benar mengakui kehendak agung yang mengatur mahluk-mahluk ini. Tetapi para evolusionis menjelaskan prestasi ini dengan konsep”insting” dan mencoba mengajukannya dengan sebagai sifat sederhana pada lebah. Namun, jika ada peran “insting” yang mengendalikan semua lebah dan kalaupun semua lebah bekerja dengan harmonis walau tanpa saling bertukar informasi, berarti ada satu kebijakan agung yang mengatur seluruh mahluk kecil ini.
Tegasnya, Allah pencipta mahluk-mahluk kecil ini”mengilhami” mereka dengan apa yang harus mereka kerjakan. Fakta ini dinyatakan dalam Alquran 14 abad yang lalu:
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah”Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahal 16:68-69). (Sumber Harun Yahya/Fakta pada penciptaan/keruntuhan teori evolusi)